Tampilkan postingan dengan label Ibadah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ibadah. Tampilkan semua postingan

Inilah Lafadz Niat Zakat Fitrah Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Artinya

Lafadz Niat Zakat Fitrah Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Artinya
Alhamdulillah, bacaan niat zakat fitrah idul fitri dengan cara lengkap bakal kami sajikan di halaman ini. Perlu diketahui bahwa pada prakteknya lafadz niat zakat fitrah amat sangat beragam, artinya kita sanggup niat utk diri kita sendiri, kita pula sanggup niat berfitrah utk beberapa orang yg diwakilkan terhadap kita seperti keluarga, anak-anak kita & orang lain. Dengan begitu, maka lafadz bacaan niat zakat fitrah pun berbeda-beda sesuai yg memfitrahkan, tapi intinya sama yakni niat mengeluarkan zakat yg diwajibkan atas diri setiap individu muslim baik pria ataupun wanita sesuai dengan syarat-syarat yg ditentukan.

InfoeMuslim Inilah Lafadz Niat Zakat Fitrah Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Artinya
Adapun utk pengerjaan atau waktu mengeluarkan zakat fitrah yakni kepada bln puasa ramadhan. Dengan Cara umum di penduduk kita rata rata zakat fitrah dikeluarkan mulai sejak tanggal 27 Ramadhan sampai dengan 30 Ramadhan atau Malam Takbiran. Itu syah-syah saja, dikarenakan zakat fitrah selambat-lambatnya dan/atau paling lambat dikeluarkan sebelum orang-orang selesai menunaikan shalat ied (hari raya idul fitri), jikalau dikeluarkan sesudah sholat idul fitri maka tak tergolong ke dalam zakat, melainkan amal atau sedekah biasa. & berikut merupakan lafadz niatnya dalam bahasa arab, tulisan latin kumplit bersama terjemahannya.

Niat ini diucapkan oleh diri kita sendiri tidak dengan diwakilkan terhadap orang lain. Adapun lafadznya yakni sbg berikut :

نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِىْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى 

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN NAFSII FARDLOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Sengaja aku mengeluarkan zakat fitrah kepada diri aku sendiri, fardhu dikarenakan Allah Ta'ala

Niat Zakat Fitrah buat Istri 
Jikalau satu orang suami mau membacakan niat zakat fitrah utk istrinya, sehingga lafadznya merupakan sbg berikut :

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ زَوْجَتِيْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى 

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN ZAUJATII FARDHOL LILLAATI TA'AALAA
Artinya :
Aku niat mengeluarkan zakat fitrah atas istri aku fardhu sebab Allah Ta'ala

Niat Zakat Fitrah utk Anak Laki-Laki 
Bagi orangtua yg mempunyai satu orang anak cowok yg masihlah bayi, balita dan/atau mungkin belum dapat membaca niat zakat fitrah, maka bisa diwakilkan pada orang tuanya. & berikut merupakan lafadz niatnya :

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ
وَلَدِيْ... فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى  

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN WALADII (Sebutkan Nama Anaknya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Sengaja aku mengeluarkan zakat fitrah atas anak laki laki aku (sebut namanya) Fardhu lantaran Allah Ta’ala

Niat Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan 
Bagi orang lanjut usia yg mempunyai seseorang anak wanita yg masih bayi, balita dan/atau mungkin belum sanggup membaca niat zakat fitrah, maka bisa diwakilkan terhadap orang tuanya. & berikut merupakan lafadz niatnya :

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ بِنْتِيْ... فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى 

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN BINTII (Sebutkan Nama Anaknya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Sengaja aku mengeluarkan zakat fitrah atas anak wanita aku(sebut namanya), fardhu karena Allah Ta’ala

Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri & Keluarga 

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنِّىْ وَعَنْ جَمِيْعِ مَا يَلْزَمُنِىْ نَفَقَاتُهُمْ شَرْعًا فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى 

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'ANNII WA'AN JAMII'I MAA YALZAMUNII NAFAQOOTUHUM SYAR'AN FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Aku niat mengeluarkan zakat atas diri aku & atas sekalian yg aku diwajibkan berikan nafkah terhadap mereka dengan cara syari’at, fardhu karena Allah Ta’aala.

Niat Zakat Fitrah untuk Orang yg Diwakilkan 

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ (…..) فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى 

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN (Sebutkan nama orangnya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Niat aku mengeluarkan zakat fitrah atas….(sebut nama orangnya), Fardhu dikarenakan Allah Ta’ala

Itulah lafadz niat zakat fitrah lengkap arab, latin & terjemahannya yg akan kita baca pas keadaan, artinya apakah kita niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diri kita sendiri atau utk orang lain yg sudah diwakilkan terhadap kita. Menjadi tinggal sesuaikan saja. Adapun buat gede zakat fitrah yg wajib dikeluarkan menurut para ulama sesuai penafsiran pada hadits merupakan sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud, 1 mud=675 gram) atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.7 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith) atau yg biasa dimakan di daerah bersangkutan.

Lantaran di Indonesia makanan pokoknya yakni beras, sehingga zakat fitrah yg dikeluarkan ialah beras kurang lebih 3kg, ada juga sebahagian orang yg mengeluarkan zakat fitrah dengan memanfaatkan uang seharga beras 3kg (contohnya).


Lafadz Niat Zakat Fitrah Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Artinya

Infoe Muslim
BERITA - HUKUM - VIDEO - OPINI - NASEHAT - KISAH

Sumber | republished by InfoeMuslim



Inilah Godaan Fase 10 Hari Terakhir Ramadhan

Godaan Fase 10 Hari Terakhir Ramadhan
Ramadhan merupakan bulan istimewa karena Allah SWT menjanjikan rahmad berlimpah dan pahala yang berlipat ganda. Terlebih jika sudah memasuki 10 malam terakhir, maka kualitas dan kuantitas ibadah seharusnya lebih ditingkatkan lagi. Pasalnya pada sepuluh hari terakhir Ramadhan terdapat malam Lalatul Qadar yang memiliki keutamaan lebih dari seribu bulan.

Sayang, Umat Islam kerap lalai pada waktu-waktu tersebut. Dengan berbagai kesibukan jelang lebaran, aktivitas beribadah justru menurun. Sementara ladang pahala yang lewat di hadapan kita dibiarkan berlalu tanpa perhatian. Godaan-godaan itu bisa lebih sukses menghalangi atau menunda kita untuk ibadah. Berikut ini godaan fase 10 hari terakhir Ramadhan. 

1. Malas
Malas adalah sindrom yang bisa menyerang ketika Ramadhan sudah berjalan setengah jalan. Perasaan malas yang menyerang bisa menurunkan grafik kualitas dan kuantitas ibadah seseorang. Terlebih jika sudah memasuki setengah perjalanan bulan Ramadhan, maka  semakin lama semakin menumpuk dan  bisa mencapai titik terendah. 

2. Kumpul-kumpul Bersama Teman
Sepuluh hari terakhir dianggap sebagai hari-hari liburan. Biasanya pada hari-hari ini kita akan disibukkan dengan aktivitas berbuka puasa bersama, melepas rindu dengan teman-teman lama dan acara yang bisa berlanjut hingga malam hari. Dari satu sisi, hal tersebut bisa mempererat tali silaturahmi, namun disisi lain, hal ini lah  yang menyebabkan manusia lalai. Biasanya aktivitas ini rentan terhadap penundaan ibadah yang seharusnya dilakukan. Seperti shalat magrib, tarawih, atau kegiatan membaca Al-Quran. Biasanya jika sudah menunda sesuatu hal, maka ini akan berdampak pada perasaan malas berkepanjangan. 

3. Berbelanja
Hal ini pasti dirasakan semua orang. Menjelang idul fitri, tingkat kebutuhan akan semakin meningkat. Semua orang akan sibuk untuk membeli perlengkapan lebaran seperti baju baru dan kue lebaran dll. Alhasil mereka melupakan bahwa pada 10 malam terakhir tersebut bisa membawa umat terbebas dari panasnya api neraka karena ada malam Lailatul Qadar

4. Jalan-Jalan + Nongkrong
Fase 10 malam terakhir juga renta terhadap aktivitas jalan-jalan dan nongkrong dengan kawan lama. Biasanya hal ini dilakukan setelah buka puasa bersama, dilanjutkan dengan jalan-jalan dan nongkrong bersama teman-teman. Hal Ini membuat yang biasanya aktif teraweh di masjid mendadak cuti teraweh di masjid. Syukur-syukur setelah kumpul-kumpul teraweh tetap jalan, kalo gak ya berarti dapat sindrom malas sesuai point 1 tadi 

5. Mudik
Mudik adalah agenda wajib bagi perantau saat memasuki hari lebaran. Aktivitas ini dilakukan sebelum lebaran atau bertepatan dengan sepuluh malam-malam terakhir Ramadhan. Tujuannya jelas silaturahim dengan keluarga, hanya saja ada baiknya ibadah seperti i’tikaf, qiyamul lail, tilawah tidak ditinggalkan karena sibuk bersilaturahim. 

Pastinya kita sudah sering mengalami godaan ini bukan? Bulan Ramadhan yang seyogyanya menjadi waktu agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah harus terlewat begitu saja tanpa ibadah karena aktivitas tersebut. Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan introspeksi dan terimakasih sudah membaca.


Godaan Fase 10 Hari Terakhir Ramadhan

Infoe Muslim
BERITA - HUKUM - VIDEO - OPINI - NASEHAT - KISAH

Sumber | republished by InfoeMuslim



KUMPULAN DOA MALAM LAILATUL QADAR - Versi Indonesia


YA ALLAH… Kami datang mengemis dihadapan pintuMu. 

YA ALLAH… Kami datang dengan deraian air mata, merengek dan memohon kasih sayang serta pengampunan-Mu yang begitu luas.

YA ALLAH… Jika pada bulan yang mulia ini, Engkau hanya menyayangi orang-orang yang mengikhlaskan shiam dan qiyamnya, maka siapa lagi yang menyayangi kami yang tenggelam dalam kubangan dosa dan kemaksiatan ini.

YA ALLAH… Jika Engkau hanya mengasihi orang-orang yang menaatiMu, maka siapa yang akan mengasihi kami yang berlumuran dengan dosa dan maksiat ini. 

YA ALLAH… Jika Engkau hanya menerima orang-orang yang tekun dalam beramal, maka siapa yang akan menerima orang-orang yang malas seperti kami ini.

YA ALLAH… Beruntunglah orang-orang yang berpuasa dengan sebenar-benarnya. Berbahagialah orang-orang yang shalat malam dengan sebaik-baiknya. Selamatkanlah orang-orang yang beragama dengan tulus. Sedangkan kami adalah hamba-hambaMu yang hanya bisa berbuat dosa dan maksiat. Sayangilah kami dengan kasihMu. Bebaskanlah kami dari api neraka dengan ampunanMu. Ampunilah dosa-dosa kami dengan kasih sayangMu. Wahai Yang Paling Penyayang dari semua yang Menyayangi, sayangilah kami.

YA ALLAH… Tuangkanlah kesabaran atas diri kami, kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap gangguan orang-orang kafir, baik itu gangguan dzahir maupun batih.

YA ALLLAH… Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa dan bersalah. YA ALLAH… Janganlah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.

YA ALLAH… Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa-apa yang kami tak sanggup memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau sebenar-benarnya penolong kami.

YA ALLAH… Ampunilah dosa-dosa dan tindakan-tindakan yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian-pendirian kami dalam barisan iman dan islam.

YA ALLAH… Janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi orang kafir. Dan ampunilah kami Ya Allah, sesungguhnya hanya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

YA ALLAH… Janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan, padahal Engkau sudah memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisiMu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia.

YA ALLAH… Kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat karena Engkau adalah sebaik-baiknya Pemberi Rahmat. 

YA ALLAH… Sempurnakanlah cahaya bagi kami, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

YA ALLAH…Terimalah amalan-amalan kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. YA ALLAH…Sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari dahsyatnya siksaan neraka.

YA ALLAH… Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksaan neraka yang sangat pedih. YA ALLAH… Jauhkan azab jahanam dari kami, karena sesungguhnya azab itu adalah kebinasaan yang kekal.

YA ALLAH… Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.

YA ALLAH… Kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, siapa lagi yang akan memaafkan dan mengampuni kami Ya Allah. Jika tidak ada maaf dan ampunanMu niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.

YA ALLAH… Anugrahkanlah kepada kami, istri-istri dan keturunan yang dapat menyenangkan dan menggembirakan hati kami dan jadikanlah kami sebagai orang-orang yang bertakwa.

YA ALLAH… Kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan. Kami telah mengikuti RasulMu Muhammad, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi.

YA ALLAH… Kami sadar bahwa amal-amal kami didunia hanya sedikit dan kami selalu menyalahi apa-apa yang telah Engkau tetapkan, akan tetapi janganlah Engkau hinakan kami dari hari kiamat kelak, sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.

YA ALLAH… Ampunilah kami serta kedua orang tua kami, saudara-saudara kami, anak dan isteri kami dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hari dimana Engkau menghisab semua amal-amal kami selama di dunia.

YA ALLAH… Berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam segala urusan kami. 

YA ALLAH… Jadikanlah kami dan keturunan kami sebagai orang-orang yang tetap mendirikan shalat. 

YA ALLAH… Dengarkanlah dan kabulkanlah semua do’aku.

Bagi yang belum pernah bertemu atau melihat malam yang penuh berkah tersebut, maka berjuanglah untuk mendapatkannya. Karena itulah salah satu di antara pengalaman kisah nyata yang dianjurkan oleh Rasulullah, yaitu mencari dan bertemu atau melihat malam lailatul qodar di bulan Ramadhan ini. Wallahu A'lam.

Seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah, bahwa beliau berkata: “Saya berkata: Wahai Rasul, apa pendapatmu jika aku mengetahui bahwa malam ini adalah lailatul qadar, apa yang harus aku kerjakan? Nabi bersabda: “Ucapkanlah: “Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu ‘anni.” (Ya Allah, Engkau Dzat Pengampun, Engkau mencintai orang yang meminta maaf, maka ampunilah saya.” (Ahmad dan disahihkan oleh Al-Albani)



Kisah Rasulullah Mendapatkan LAILATUL QADAR di Malam ke 27

Kisah Rasulullah Mendapatkan LAILATUL QADAR di Malam ke 27
Umat Islam meyakini bahwa malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Malam ganjil yang diyakini datang di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini merupakan waktu yang diharapkan oleh seluruh umat Islam. Karena apabila kita melakukan amal kebaikan pada malam itu, seolah-olah kita telah melakukan ibadah yang nilainya setara dengan 1.000 bulan atau 83 tahun.

InfoeMuslim Kisah Rasulullah Mendapatkan LAILATUL QADAR di Malam ke 27
Keinginan untuk mendapatkan hikmah dan berkah Lailatul Qadar ini bukanlah sesuatu yang tidak beralasan. Rasulullah Saw sendiri menyeru kepada umatnya untuk menyongsong malam seribu bulan ini.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).

Malam yang istimewa itu masih merupakan tanda tanya, dan tidak diketahui secara pasti kapan datangnya. Namun, menjelang akhir Ramadhan, Rasulullah SAW biasanya lebih fokus beribadah, terutama sepuluh malam terakhir. Hal ini sebagaimana yang disebutkan ‘Aisyah:

“Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah,” (HR Al-Bukhari).

Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Rasulullah Saw sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah.

Ketika Rasulullah berdiri shalat, para sahabat juga menuanaikan shalat. Ketika beliau menegadahkan tangannya untuk berdoa, para sahabat pun serempak mengamininya.

Saat itu langit mendung tidak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam ke-27 dari bulan Ramadhan.

Disaat Rasulullah Saw dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan. Salah seorang sahabat ada yang ingin membatalkan shalatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari shaf, namun niat itu digagalkan karena dia melihat Rasulullah Saw dan sahabat lainnya tetap sujud dengan khusuk tidak bergerak.

Air hujan pun semakin menggenangi masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah Saw dan para sahabat tetap sujud dan tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.

Beliau basah kuyup dalam sujud. Namun sama sekali tidak bergerak. seolah-olah beliau sedang asyik masuk kedalam suatu alam yang melupakan segala-galanya. Beliau sedang masuk kedalam suatu alam keindahan. Beliau sedang diliputi oleh cahaya Ilahi.

Beliau takut keindahan yang beliau saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut cahaya itu akan hilang jika beliau mengangkat kapalanya. Beliau terpaku lama sekali di dalam sujudnya. Beberapa sahabat ada yang tidak kuat menggigil kedinginan. Ketika Rasulullah Saw mengangat kepala dan mengakhiri shalatnya, hujan pun berhenti seketika.

Anas bin Malik, sahabat Rasulullah Saw bangun dari tempat duduknya dan berlari ingin mengambil pakaian kering untuk Rasulullah SAW. Namun beliau pun mencegahnya dan berkata “Wahai anas bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya”.

Apa yang dilakukan Rasulullah Saw ini menunjukkan betapa banyak hikmah dan rahasia di balik malam seribu bulan. Semoga malam yang tersisa di bulan Ramadhan ini mampu kita manfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. (Zunus Muhammad).
Bagi yang belum pernah bertemu atau melihat malam yang penuh berkah tersebut, maka berjuanglah untuk mendapatkannya. Karena itulah salah satu di antara pengalaman kisah nyata yang dianjurkan oleh Rasulullah, yaitu mencari dan bertemu atau melihat malam lailatul qodar di bulan Ramadhan ini. Wallahu A'lam.



Kisah Rasulullah Mendapatkan LAILATUL QADAR di Malam ke 27

Infoe Muslim
BERITA - HUKUM - VIDEO - OPINI - NASEHAT - KISAH

Sumber | republished by InfoeMuslim




Ada 3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadan

Ada 3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadan
Di bulan Ramadhan ini, sangat istimewa. Selain nilai ibadah dilipat gandakan, doa-doa yang dilambungkan pun mudah diterima.

Namun tahukan Anda, ada waktu-waktu mustajab untuk berdoa di bulan Ramadan? Pada waktu-waktu itulah doa-doa mudah dikabulkan.

Menurut para ulama, ada beberapa waktu waktu utama terkabulnya doa di bulan Ramadan. Yaitu pada waktu sahur, saat berpuasa, dan saat berbuka.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; "Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, "Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758).

Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, "Doa dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan." (Fath Al-Bari, 3: 32).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; "Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi." (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya)

Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak doa demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan do’a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum.” (Al-Majmu’, 6: 273)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; "Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Doa orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (7: 278) disebutkan bahwa kenapa doa mudah dikabulkan ketika berbuka puasa yaitu karena saat itu, orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.


Ada 3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadan

Infoe Muslim
BERITA - HUKUM - VIDEO - OPINI - NASEHAT - KISAH

Sumber | republished by InfoeMuslim



DOA DAHSYAT YANG DILUPAKAN SEBELUM BERBUKA PUASA

DOA DAHSYAT YANG DILUPAKAN SEBELUM BERBUKA PUASA

DAHSYAT NYA DOA SEBELUM BERBUKA PUASA
Ada suatu waktu yang mustajab untuk berdoa, dimana doa tersebut tidak akan ditolak oleh Allah SWT, yaitu berdoa saat "BERBUKA PUASA".

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

“Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah no. 1753)

Juga hadits yang lain:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ 

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga do’a yang tidak tertolak: Do’a pemimpin yang adil, do’a orang yang berpuasa sampai ia berbuka, do’a orang yang terzholimi.” (HR. Tirmidzi no. 3595, Ibnu Majah no. 1752. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya no. 2408 dan dihasankan oleh Ibnu Hajar. Lihat catatan kaki Zaadul Ma’ad, 2: 50).

Tetapi sayangnya banyak kaum muslimin tidak mengetahuinya sehingga waktu sebelum berbuka puasa hanya digunakan untuk ngabuburit.

Di Mekkah & Madinah, satu jam sebelum adzan maghrib orang-orang sudah menengadahkan tangan ke langit berdoa utk kemudahan dari segala hajat, baik hajat dunia maupun akhirat, mereka berdoa dg syahdu sepenuh keyakinan, sampai-sampai air mata mereka mengalir deras..

Ya, berdoa meminta kepada Allah yang Maha Kaya...

Setelah kita memahaminya, hendaknya minimal 10 ~ 15 menit sebelum adzan maghrib (sudah dalam keadaan berwudhu) kemudian berdoa meminta apa saja (adabnya dengan didahului puji-pujian kepada Allah & bershalawat atas Nabi),

Karena Allah menggaransi bahwa doa-doa tersebut akan dikabulkan.

Manfaatkanlah waktumu sobat, bukan hanya demi santapan atau berburu makanan saat jelang buka. Berdo'alah untuk diri kita, keluarga kita, orangtua kita, sahabat kita, negeri kita....

Semoga nasihat yang singkat ini bermanfaat bagi umat yang belum mengetahui nya.


DOA DAHSYAT YANG DILUPAKAN SEBELUM BERBUKA PUASA

Infoe Muslim
BERITA - HUKUM - VIDEO - OPINI - NASEHAT - KISAH

Sumber | republished by InfoeMuslim




Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah, Ternyata Hadits Palsu

Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah, Ternyata Hadits Palsu
Pertanyaan:
Saya pernah mendengar orang berkata bahwa tidurnya orang berpuasa itu adalah ibadah. Tapi sampai saat ini saya tidak tahu, benarkah hal itu? Kalau memang benar, apakah itu merupakan hadits nabi atau bukan? Dan kalau memang hadits nabi, riwayatnya serta statusnya bagaimana?

Terima kasih atas jawabannya ustadz

Jawaban:
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ungkapan seperti yang anda sampaikan, yaitu tidurnya orang berpuasa merupakan ibadah memang sudah seringkali kita dengar, baik di pengajian atau pun di berbagai kesempatan. Dan paling sering kita dengar di bulan Ramadhan.

Di antara lafadznya yang paling populer adalah demikian:
"Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni."

Meski di dalam kandungan hadits ini ada beberapa hal yang sesuai dengan hadits-hadits yang shahih, seperti masalah dosa yang diampuni serta pahala yang dilipat-gandakan, namun khusus lafadz ini, para ulama sepakat mengatakan status kepalsuannya.

Adalah Al-Imam Al-Baihaqi yang menuliskan lafadz itu di dalam kitabnya, Asy-Syu'ab Al-Iman. Lalu dinukil oleh As-Suyuti di dalam kitabnya, Al-Jamiush-Shaghir, seraya menyebutkan bahwa status hadits ini dhaif (lemah).

Namun status dhaif yang diberikan oleh As-Suyuti justru dikritik oleh para muhaddits yang lain. Menurut kebanyakan mereka, status hadits ini bukan hanya dhaif tetapi sudah sampai derajat haditsmaudhu' (palsu).

Hadits Palsu
Al-Imam Al-Baihaqi telah menyebutkan bahwa ungkapan ini bukan merupakan hadits nabawi. Karena di dalam jalur periwayatan hadits itu terdapat perawi yang bernama Sulaiman bin Amr An-Nakhahi, yang kedudukannya adalah pemalsu hadits.

Hal senada disampaikan oleh Al-Iraqi, yaitu bahwa Sulaiman bin Amr ini termasuk ke dalam daftar para pendusta, di mana pekerjaannya adalah pemalsu hadits.

Komentar Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah juga semakin menguatkan kepalsuan hadits ini. Beliau mengatakan bahwa si Sulaiman bin Amr ini memang benar-benar seorang pemalsu hadits.

Bahkan lebih keras lagi adalah ungkapan Yahya bin Ma'in, beliau bukan hanya mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr ini pemasu hadits, tetapi beliau menambahkan bahwa Sulaiman ini adalah "manusia paling pendusta di muka bumi ini!".

Selanjutnya, kita juga mendengar komentar Al-Imam Al-Bukhari tentang tokoh kita yang satu ini. Beliau mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr adalah matruk, yaitu haditsnya semi palsu lantaran dia seorang pendusta.

Saking tercelanya perawi hadits ini, sampai-sampai Yazid bin Harun mengatakan bahwa siapapun tidak halal meriwayatkan hadits dari Sulaiman bin Amr.

Iman Ibnu Hibban juga ikut mengomentari, "Sulaiman bin AmrAn-Nakha'i adalah orang Baghdad yang secara lahiriyah merupakan orang shalih, sayangnya dia memalsu hadits. Keterangan ini bisa kita dapat di dalam kitab Al-Majruhin Minal Muhadditsin Wadhdhu'afa Wal-Matrukin. Juga bisa kita dapati di dalam kitab Mizanul I'tidal.

Rasanya keterangan tegas dari para ahli hadits senior tentang kepalsuan hadits ini sudah cukup lengkap, maka kita tidak perlu lagi ragu-ragu untuk segera membuang ungkapan ini dari dalil-dalil kita. Dan tidak benar bahwa tidurnya orang puasa itu merupakan ibadah.

Oleh karena itu, tindakan sebagian saudara kita untuk banyak-banyak tidur di tengah hari bulan Ramadhan dengan alasan bahwa tidur itu ibadah, jelas-jelas tidak ada dasarnya. Apalagi mengingat Rasulullah SAW pun tidak pernah mencontohkan untuk menghabiskan waktu siang hari untuk tidur.

Kalau pun ada istilah qailulah, maka prakteknya Rasulullah SAW hanya sejenak memejamkan mata. Dan yang namanya sejenak, paling-paling hanya sekitar 5 sampai 10 menit saja. Tidak berjam-jam sampai meninggalkan tugas dan pekerjaan.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah, Ternyata Hadits Palsu

Infoe Muslim
BERITA - HUKUM - VIDEO - OPINI - NASEHAT - KISAH

Sumber | republished by InfoeMuslim



Back to top